Inilahhakikat dari manusia, tempat salah dan dosa, mahal al-khotho' wa nisyan. Sebuah Harapan di Awal Tahun Hijriyah. Pemahaman ini bukan berarti kita membiarkan dosa dan kesalahan ada pada diri manusia, tidak pula memberikan toleransi kepada diri ini untuk dimengerti. Sekadar berbagi cerita tentang hakikat manusia. Menurutal-Ghazali, manusia tersusun dari unsur jasmani dan rohani, sejalan dengan firman. Allah dalam al-Qur'an surat al-Shaad ayat 71-72. Hakikatmanusia adalah jiwanya (aspek rohani). Unsur rohanilah yang membedakan manusia dengan makhluk-rnakhluk Allah lainnya. Menurut Al-Ghazali, aspek rohaniyah manusia meliputi al-qalb, al-ruh, al-nafs Manusiatempatnya salah dan dosa, tetapi manusia diberi akal dan hati dan diberikan tuntunan yaitu Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW. Minggu, 14 Januari 2018. Senin, 26 April 2010 Hadits Tentang Mengazankan Bayi Yang Baru Lahir. ุนู† ุนุจูŠุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ุฃุจูŠ ุฑุงูุน ุนู† ุงุจูŠู‡ ู‚ุงู„ : Hadis Salat lima waktu, salat Jumat ke salat Jumat berikutnya, puasa Ramadan ke Ramadan berikutnya, semuanya adalah penghapus dosa di antara keduanya jika dosa-dosa besar dijauhi. Hadis: Sungguh ada banyak orang yang membelanjakan harta yang Allah โ€Žtitipkan kepada mereka dengan cara yang tidak benar, maka bagi mereka api neraka pada hari Kiamat.โ€Ž Hadis: Janganlah kalian mencela orang-orang yang telah meninggal, karena sesungguhnya mereka telah mendapatkan (balasan) yang telah mereka AllahMaha Pengampun. "Tiada seorang hamba ditimpa musibah baik di atasnya maupun di bawahnya melainkan sebagai akibat dosanya. Sebenarnya Allah telah memaafkan banyak dosa-dosanya. Lalu Rasulullah membacakan ayat 30 dari surat Asy Syuura yang berbunyi: "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu A Tata Pergaulan. 1. Pengertian Pergaulan. Pergaulan adalah salah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang "masih hidup" di dunia ini untuk mewujudkan ukhwah Islamiyah. . 22 Ayat Al-Quran Tentang Dosa - Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa dan kesalahan, namun pendosa terbaik adalah mereka yang bertaubat atas dosa-dosanya. Bahkan di dalam suatu hadits yang sahih disebutkan bahwa jikalau ada suatu kaum yang tidak melakukan dosa maka akan Allah ganti dengan kaum lain yang berbuat dosa lantas mereka bertaubat. Ketahuilah bahwa dosa itu bukan untuk dikoleksi, tetapi untuk kita sesali dan melakukan pertaubatan. Sesungguhnya Allah amat menyukai orang-orang yang bertaubat. โ€ฆSesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Al-Baqarah 222 Maka dari itu jangan sekali-kali kita lalai terhadap suatu dosa dan tidak mohon ampun kepada-Nya. Minta ampunlah kepada Allah, sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Penerima Taubat hamba-hamba-Nya. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. An-Nashr 3 Mau sebanyak apapun dosa kita, sekeji apapun dosa yang pernah kita perbuat, mohon ampunlah kepada-Nya. Katakanlah "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Az-Zumar 53 Baca Juga 16 Ayat Al-Quran Tentang Kubur Pada tulisan kali ini kita akan membahas sedikit mengenai ayat-ayat Al-Quran yang membahas tentang dosa. Simak selengkapnya di bawah ini. 1 keadaan mereka adalah sebagai keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya. Ali Imran 11 2 Katakanlah "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ali Imran 31 3 Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Ali Imran 135 4 Tidak ada doa mereka selain ucapan "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." Ali Imran 147 5 Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dosa-dosamu yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia surga. An-Nisaaโ€™ 31 6 Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya, tetapi kamu adalah manusiabiasa diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali segala sesuatu. Al-Maaโ€™idah 18 7 Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan pada hari kiamat, disebabkan apa yang mereka telah kerjakan. Al-Anโ€™aam 120 8 Katakanlah "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." Al-Anโ€™aam 164 9 Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah lenyap penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar pelajaran lagi? Al-Aโ€™raaf 100 10 Dan ingatlah, ketika dikatakan kepada mereka Bani Israil "Diamlah di negeri ini saja Baitul Maqdis dan makanlah dari hasil buminya di mana saja kamu kehendaki." Dan katakanlah "Bebaskanlah kami dari dosa kami dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu." Kelak akan Kami tambah pahala kepada orang-orang yang berbuat baik. Al-Aโ€™raaf 161 11 Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya. Yunus 82 12 ucapan mereka menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun bahwa mereka disesatkan. Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. An-Nahl 25 13 Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya. Al-Israaโ€™ 17 14 Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. Al-Israaโ€™ 31 15 Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. Al-Ankabuut 7 16 Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. Al-Ahzaab 58 17 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. Al-Ahzaab 69 18 Mereka menjawab "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan bagi kami untuk keluar dari neraka?" Al-Muโ€™min 11 19 Hai kaum kami, terimalah seruan orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Al-Ahqaaf 31 20 Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala gelas yang isinya tidak menimbulkan kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa. Ath-Thuur 23 21 Yaitu orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui tentang keadaanmu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. An-Najm 32 22 Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan memasukkan kamu ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Ash-Shaff 12 Itulah pembahasan singkat kita mengenai ayat-ayat Al-Quran tentang dosa. Sebenarnya masih banyak lagi ayat yang menceritakan dan menyebutkan mengenai dosa, namun kami cukupkan sampai di sini saja. Semoga tulisan ini membuat kita semakin berhati-hati berbuat dosa dan memperbanyak taubat kepada Allah Taโ€™ala. Semoga bermanfaat. Diselesaikan pada 25 Rabiul Awwal 1439 Hijriyah/14 Desember 2017 Masehi. 13 Ayat Tentang Taubat Dan Terjemahannya โ€“ Manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Tidak ada manusia yang benar-benar bersih dan suci. Oleh karena itu, Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang memberikan kesempatan kepada setiap hamba-Nya untuk selalu membersihkan dosa-dosa dari segala kesalahan dengan cara bertaubat. Bertaubat tidak hanya dilisan yang cukup diucapkan dengan istighfar saja, tetapi juga dengan penyesalan dan tekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi atau bertaubat secara total dengan sebenar-benar taubat Taubatan Nasuha Pengertian Taubat Taubat secara bahasa artinya kembali. Sedangkan menurut istilah taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT dari segala perbuatan dosa yang pernah dilakukannya, baik secara sengaja maupun tidak disengaja, dahulu, sekarang dan yang akan datang. Syarat taubat Agar taubat diterima oleh Allah SWT., maka harus memenuhi syarat-syarat berikut ini 1. Ikhlas karena Allah Taโ€™ala Taubatnya dilakukan dengan penuh keikhlasan semata karena Allah. Bukan karena riyaโ€™, nama baik, takut kepada makhluk ataupun mengharap suatu urusan duniawi yang ingin diraihnya. Jika taubat dilakukan hanya karena Allah, karena takut akan siksaan dan adzab-Nya serta hanya mengharap keridhoan-Nya, berarti ia telah ikhlas untuk bertaubat. 2. Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan Setelah ikhlas bertaubat karena Allah, maka syarat selanjutnya adalah menyesali perbuatan dosa yang dilakukannya. Menyesali dan bersedih hati atas perbuatan yang telah dilakukan dan memandangnya sebagai suatu perkara besar yang wajib ditinggalkan. 3. Tidak lagi melakukan dosa tersebut Artinya berhenti total dari perbuatan dosa yang telah dilakukan. Bila dosanya tersebut berupa tindakannya meninggalkan hal-hal yang wajib, maka setelah taubat ia harus melakukannya dan berusaha semaksimal mungkin untuk membayarnya. Namun jika dosanya tersebut berupa tindakan melakukan sesuatu yang diharamkan, maka ia harus cepat berhenti total, menjauhinya dan tidak kembali lagi pada perbuatan tersebut. Termasuk juga, bila dosa yang dilakukan terkait dengan sesama makhluk, maka dia harus memberikan hak-hak mereka atau meminta dihalalkan darinya. 4. Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi Berjanji dan bertekad di dalam hati untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat yang telah bertaubat dari perbuatan itu. 5. Taubat terjadi pada waktu yang diperkenankan Jika taubat terjadi setelah lewat waktu yang diperkenankan, maka taubatnya tidak diterima. Lewatnya waktu yang diperkenankan tersebut dapat bersifat umum dan dapat pula bersifat khusus. Waktu yang bersifat umum adalah saat matahari terbit dari arah terbenamnya. Adapun waktu secara khususnya yaitu saat ajal tiba, ketika ajal telah sampai dikerongkongan, maka taubatnya tidak diterima. Ayat Al-Qurโ€™an Tentang Taubat Dalam Al-Qurโ€™an banyak sekali Allah menyinggung tentang taubat. Namun dalam kesempatan ini, catatanmuslimah hanya memberikan 13 ayat yang berkaitan dengan taubat. Berikut ayat-ayat dan terjemahannya. Surat Al-Baqarah ayat 128 Artinya โ€œYa Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan jadikanlah diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayangโ€œ. Surat Al-Baqarah ayat 222 Artinya โ€œSesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diriโ€œ. Artinya โ€œSesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesatโ€œ. Artinya โ€œSesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksanaโ€œ. Artinya โ€œDan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan yang hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, barulah ia mengatakan โ€œSesungguhnya saya bertaubat sekarangโ€. Dan tidak pula diterima taubat orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedihโ€œ. Artinya โ€œSesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besarโ€œ. Artinya โ€œTuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, yaitu bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayangโ€. Surat At-Taubah ayat 11 Artinya โ€œJika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahuiโ€œ. Artinya โ€œMaka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakanโ€œ. Artinya โ€œKemudian, sesungguhnya Tuhanmu mengampuni bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki dirinya, sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayangโ€œ. Artinya โ€œDan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnyaโ€œ. Artinya โ€œDan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakanโ€œ. Artinya โ€œSesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab neraka yang membakarโ€œ. Itulah ringkasan singkat mengenai pengertian dan syarat taubat serta 13 Ayat Al-Qurโ€™an Tentang Taubat Dan Terjemahannya. Semoga dapat membantu bagi yang membutuhkan dan bermanfaat bagi kita semua. Salam ukhuwah ๐Ÿ™‚ ๏ปฟIlustrasi 7 dosa besar yang wajib dihindari oleh umat Islam, sumber foto Afif Kusuma on UnsplashManusia merupakan tempatnya salah dan dosa, hal ini disebabkan karena manusia memiliki hawa nafsu. Melalui Al-Quran dan Al-Hadist, Allah Subhanahu Wata'ala memerintahkan kepada umat muslim untuk menjauhi segala larangan dan menjalankan semua perintahnya karena hidup di dunia ini adalah sementara. Kita hidup di dunia adalah untuk mempersiapkan kehidupan yang abadi di akhirat nanti. Dalam Al-Quran dan Al-Hadist dijelaskan mengenai dosa-dosa yang harus dihindari oleh umat Islam. Ada 7 dosa besar yang perlu dihindari oleh umat Islam, apa saja?7 Dosa Besar yang Perlu Dihindari ManusiaIlustrasi 7 dosa besar yang wajib dihindari oleh umat Islam, sumber foto Rachid Oucharia on UnsplashAda beberapa dosa besar yang perlu dihindari oleh umat Islam agar terhindar dari siksa api neraka. Dikutip dari buku Dosa Besar Kecil yang Terabaikan Penyebab Siksa Azab Kubur yang Pedih, Nur Aisyah Albanyany 2014 berikut adalah 7 dosa besar yang harus dihindari oleh umat Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim, terdapat tujuh dosa yang tak terampuni oleh Allah SWT; "Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan! Mereka para sahabat bertanya, wahai Rasulullah, apakah itu? Beliau menjawab, syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina terhadap wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina."Syirik termasuk golongan dosa yang sangat besar karena merupakan perbuatan menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu bisa dengan benda atau makhluk ilmu sihir juga dianggap sebagai dosa besar dan sederajat dengan syirik karena merupakan bentuk musyrik dan dapat menyakiti orang tidak hanya membunuh sesama manusia termasuk mengambil nyawa makhluk hidup lainnya dengan maksud jahat pun termasuk dalam dosa juga termasuk dosa yang sanga besar karena sebenarnya dapat menyakiti orang harta anak-anak yatim dengan cara yang batil adalah termasuk perbuatan zalim dan termasuk dosa yang snagat medan perang atau jihad juga merupakan salah satu dosa besar bagi seorang muslim. jihad disini yang dimaksud adalah dalam hal kebaikan dan dijalan Allah perempuan solehah telah berbuat zina juga merupakan salah satu dari 7 dosa besar yang susah diampuni oleh Allah SWT dan termasuk dalam golongan orang yang 7 dosa besar yang harus dihindari oleh setiap umat muslim. WWN Menjadi manusia yang bersih tanpa memiliki dosa sedikit pun mungkin bisa dikatakan mustahil, dan sulit untuk ditemukan, kecuali orang-orang pilihan yang memang Allah kehendaki, atau orang yang memang Allah jaga dari segala perbuatan maksiat dan kesalahan. Selain mereka sebagai makhluk yang oleh Allah diberi nafsu dan akal, melakukan kesalahan seperti hal fitrah yang pasti dilakukan oleh manusia. Mengingat, salah satu kalam populer dalam Islam, yaitu โ€œmanusia adalah tempatnya salah dan dosaโ€. Meski tidak semua manusia melakukan maksiat dengan tujuan melanggar aturan dan menerobos koridor syariat Islam, sebagian dari mereka ada yang melakukan maksiat karena tidak disengaja, meski ada juga yang melakukannya dengan sengaja dan nyata. Semua umat Islam sepakat bahwa tindakan paling dibenci dan tidak diridhai oleh Allah adalah melakukan maksiat dan beberapa kesalahan lainnya. Maksiat dalam pembahasan ini adalah setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam, baik dengan cara meninggalkan kewajiban, atau dengan mengerjakan setiap larangan. Atau, bisa juga diartikan setiap pekerjaan yang mampu menghalangi kedekatan seorang hamba dengan Allah swt. Melakukan maksiat atau melanggar syariat Islam tentu memberikan dampak yang sangat buruk bagi umat manusia, dampak itu, misalnya seperti lupa pada kebenaran dan kesalahan. Ia tidak bisa membedakan keduanya, bahkan ia cenderung lebih dominan melakukan kesalahan. Pernyataan tegas ini sebagaimana disampaikan oleh Syekh Muhammad Muflih Syamsuddin al-Muqdisi wafat 763 H, dalam salah satu kitabnya ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏูŽ ุฅุฐูŽุง ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ู†ููƒูุชูŽ ูููŠ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ุซูู…ู‘ูŽ ุฅุฐูŽุง ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ู†ููƒูุชูŽ ูููŠ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุจู’ู‚ูŽู‰ ุฃูŽุณู’ูˆูŽุฏูŽ ู…ูุฑู’ุจูŽุฏู‘ู‹ุง ู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ุฑููู ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูู†ู’ูƒูุฑู ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู‹ุง. Artinya, โ€œSungguh apabila seorang hamba melakukan dosa, maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, kemudian jika melakukan dosa kembali maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, sampai hatinya tersisa menjadi hati hitam selamanya, ia tidak akan mengetahui kebenaran, ia juga tidak akan ingkar pada kemungkaran.โ€ Syamsuddin al-Muqdisi, al-Adabusy Syarโ€™iyah, [Darul Alam 1999], juz I, halaman 188. Al-Arifbillah Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari memberikan penjelasan lebih detail tentang penjelasan di atas. Menurutnya, titik hitam yang Allah tulis dalam hati ketika melakukan dosa bagai pakaian putih yang terkena kotoran hitam. Badan seseorang laksana pakaian putih, sedang kotoran hitam bagai titik hitam tersebut. Jika saat itu langsung dibersihkan dan dicuci, maka dengan gampang kotoran itu dapat dihilangkan, namun jika ditahan, bahkan tidak pernah mencucinya, maka bukan tidak mungkin baju yang awalnya putih menjadi hitam dan tidak seorang pun yang senang memakainya. Begitu juga dengan manusia, ketika ia melakukan dosa, kemudian membersihkan dosanya dengan bertaubat kepada Allah, maka titik hitam dalam hatinya akan dihapus, namun jika ditahan sampai satu bulan, satu tahun, atau bahkan selamanya, bukan tidak mungkin hatinya akan menjadi hati hitam. Dan, dampaknya akan lupa pada kebenaran, dan semua kehidupannya serba maksiat dan kesalahan. Ibnu Athaillah, Tajul Arus al-Hawi li Tahdzibin Nufus, [Bairut, Darul Kutubil Ilmiah, Lebanon 2015], halaman 31. Dampak dosa yang didapatkan sebab maksiat memang sangat buruk, bahkan semua yang mereka lakukan adalah tindakan yang menutupi hati mereka. Ruhani yang suci sudah dikalahkan oleh nafsu yang buta akan kebenaran. Dalam keadaan seperti ini, dalam Al-Qurโ€™an Allah menegaskan ูƒูŽู„ุง ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ. ูƒูŽู„ุง ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ู„ูŽู…ูŽุญู’ุฌููˆุจููˆู†ูŽ. ุซูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ู„ูŽุตูŽุงู„ููˆ ุงู„ู’ุฌูŽุญููŠู…ู. ุงู„ู…ุทูููŠู† 14-16 Artinya, โ€œSekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka 14. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari melihat Tuhannya 15. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.โ€ QS Al-Mutaffifin 14-16. Syekh Abdul Hamid wafat 1417 H dalam salah satu tafsirnya mengatakan bahwa banyaknya dosa yang dilakukan seorang hamba, tidak hanya berpengaruh pada dirinya dalam hal ibadah, lebih dari itu juga berpengaruh pada potensinya di masa yang akan datang. Menurutnya, ayat 14 pada surat Al-Mutaffifin di atas menjelaskan tentang dosa yang dilakukan secara terus-menerus, ia tidak memberikan jeda sedikit pun dengan melakukan tobat. Akibatnya, kebiasaan buruk itu akan tertanam dalam hatinya, melekat dalam jiwanya, dan akan menjadi watak, sehingga ia akan terhalang dari manisnya ketaatan.โ€ Abdul Hamid, ar-Rihabut Tafsir, [Darul Qahirah, Mesir 2010], juz VII, halaman 231. Jika ditelusuri lebih dalam, penyebab timbulnya dosa dari melakukan maksiat adalah tergantung bagaimana umat Islam menjaga hatinya. Jika hatinya terlepas dari berbagai penyakit tercela mazmumah dan penyebab kerusakan hati lainnya, tentu akan sangat berat baginya untuk bisa diajak melakukan maksiat dan ringan melakukan ketaatan. Akan tetapi, jika dalam hatinya ada yang bermasalah, maka bukan tidak mungkin, bahkan rusaknya hati menjadi penyebab paling urgen dalam melakukan dosa. Lantas apa saja penyebab rusaknya hati? Sayyid Ahmad Bilal al-Bustani ar-Rifaโ€™i al-Husaini merekam perkataan Imam Hasan Basri perihal beberapa penyebab rusaknya hati. Dalam kitabnya disebutkan ุงูู†ู‘ูŽ ููŽุณูŽุงุฏูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽู„ู’ุจู ู…ูู†ู’ ุณูุชู‘ูŽุฉู ุฃูŽุดู’ูŠูŽุงุกูŽ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูู‡ูŽุง ูŠูุฐู’ู†ูุจููˆู’ู†ูŽ ุจูุฑูŽุฌูŽุงุกู ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุจูŽุฉูุŒ ูˆูŽูŠูŽุชูŽุนูŽู„ู‘ูŽู…ููˆู’ู†ูŽ ุงู„ุนูู„ู’ู…ูŽ ูˆูŽู„ูŽุงูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุงูุฐูŽุง ุนูŽู…ูู„ููˆุง ู„ูŽุงูŠูุฎู’ู„ูุตููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽูŠูŽุฃู’ูƒูู„ููˆู’ู†ูŽ ุฑูุฒู’ู‚ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู„ูŽุงูŠูŽุดู’ูƒูุฑููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุฑู’ุถูŽูˆู’ู†ูŽ ุจูู‚ูุณู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆูŽูŠูŽุฏู’ููŽู†ููˆู’ู†ูŽ ู…ูŽูˆู’ุชูŽุงู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ุชูŽุจูุฑููˆู’ู†ูŽ Artinya, โ€œSungguh rusaknya hati disebabkan enam hal, 1 terus menerus melakukan dosa dengan harapan tobat; 2 belajar ilmu dan tidak mengamalkannya; 3 jika beramal tidak ikhlas; 4 memakan rizki Allah dan tidak bersyukur; 5 tidak ridha dengan pembagian Allah; dan 6 mengubur orang mati dari mereka, namun tidak mengambil pelajaran.โ€ Ahmad Bilal al-Bustani, Farhatun Nufus, [Bairut, Darul Kutubil Ilmiah, Lebanon 2015], halaman 43. Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari menjelaskan lebih detail perihal dampak-dampak dari dosa yang dilakukan seorang hamba, dan bisa disimpulkan menjadi dua bagian; 1 dampak secara nyata dhahir. Misalnya, merusak kesepakatan dengan Allah swt. Artinya, dengan melakukan dosa, seorang hamba sudah menerjang janji yang sudah Allah berikan kepadanya, seperti mengerjakan semua kewajiban-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Dampak yang lain seperti akan semakin berani untuk menampakkan pekerjaan-pekerjaan yang diridhai oleh Allah, malas dalam beribadah, hilangnya cahaya hidayah darinya; dan 2 dampak secara batin. Misalnya, menjadikan hati keras, dengan tidak bisa menerima nasihat-nasihat baik, hilangnya rasa manis dari ketaatan, dan jiwanya dikuasai oleh nafsu-nafsu setan, serta akan lupa pada akhirat dengan segala akuntasi yang akan ia hadapi kelak. Menurut Ibnu Athaillah, semua ini akan terjadi pada diri orang-orang yang melakukan maksiat. Seharusnya, tanpa adanya dampak-dampak yang telah disebutkan sekali pun, bahkan hanya sekadar berganti nama, misalnya dari predikat orang yang taat menjadi orang yang hianat, sudah sangat cukup untuk memberikan kesadaran bahwa dosa memang sangat buruk pada diri manusia. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Ibnu Athaillah ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูููŠ ุงู„ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉู ุงูู„ู‘ูŽุง ุชูŽุจูŽุฏู‘ูู„ู ุงู„ู’ุงูุณู’ู…ู ู„ูŽูƒูŽุงู†ูŽ ูƒูŽุงูููŠู‹ุงุŒ ููŽุงูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุงูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชูŽ ุทูŽุงุฆูุนู‹ุง ุชูุณูŽู…ู‘ูŽู‰ ุจูุงู„ู’ู…ูุญู’ุณูู†ู ุงู„ู…ูู‚ู’ุจูู„ูุŒ ูˆูŽุงูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชูŽ ุนูŽุงุตููŠู‹ุง ุงูู†ู’ุชูŽู‚ูŽู„ูŽ ุงุณู’ู…ููƒูŽ ุงูู„ูŽู‰ ุงู„ู…ูุณููŠู’ุฆู ุงู„ู…ูุนู’ุฑูุถู Artinya, โ€œJika seandainya dalam maksiat tidak ada dampak selain perubahan nama, maka hal itu sudah sangat cukup; maka sesungguhnya, jika engkau adalah orang yang taat, dan dinamai orang baik yang menghadap Allah, dan jika engkau bermaksiat, maka namamu berubah menjadi orang jelek yang berpaling.โ€ Ibnu Athaillah, Tajul Arus al-Hawi li Tahdzibin Nufus, 2015, halaman 44. Jika dengan perubahan nama saja seharusnya memberikan kesadaran bahwa dosa memang sangat buruk bagi diri manusia, lantas bagaimana jika perubahan itu sampai merubah kenyamaan rasa taat menjadi kenyamanan maksiat dan kenyamanan bermunajat berganti menjadi budak syahwat? Ini masih dalam persoalan dampak, lain lagi jika sampai berdampak pada sikap. Jika sikap awalnya adalah orang yang baik muhsin berbalik menjadi orang yang jelek musiโ€™. Dan semoga oleh Allah selalu dijauhi, jika dengan melakukan dosa bisa berdampak pada hilangnya derajat mulia di sisi Allah menjadi orang yang sangat hina? Oleh karenanya, sebagai umat Islam harus selalu memohon pertolongan kepada Allah, agar dijauhi dari berbagai penyakit-penyakit hati yang bisa menggerogoti keimanan yang telah tertanam dalam hati, juga memohon agar kenyamanan taat tidak hilang dan diganti menjadi kenyamanan maksiat. Derajat yang sudah diraih di sisi Allah tidak sampai diturunkan, minimal jika tidak bisa berupaya untuk semakin meninggikan derajat di sisi-Nya dengan selalu menaambah ketaatan, tidak turun dengan adanya kemaksiatan. Artinya, sebisa mungkin maksiat tidak dilakukan, karena bisa menjadi penyebab hilangnya derajat mulia yang telah diraih di sisi Allah. Ustadz Sunnatullah, pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam, Durjan, Kokop, Bangkalan. Menjadi manusia yang bersih tanpa memiliki dosa sedikit pun mungkin bisa dikatakan mustahil, dan sulit untuk ditemukan, kecuali orang-orang pilihan yang memang Allah kehendaki, atau orang yang memang Allah jaga dari segala perbuatan maksiat dan kesalahan. Selain mereka sebagai makhluk yang oleh Allah diberi nafsu dan akal, melakukan kesalahan seperti hal fitrah yang pasti dilakukan oleh manusia. Mengingat, salah satu kalam populer dalam Islam, yaitu โ€œmanusia adalah tempatnya salah dan dosaโ€. Meski, tidak semua manusia melakukan maksiat dengan tujuan melanggar aturan dan menerobos koridor syariat Islam, sebagian dari mereka ada yang melakukan maksiat karena tidak disengaja, meski ada juga yang melakukannya dengan sengaja dan nyata. Semua umat Islam sepakat bahwa tindakan paling dibenci dan tidak diridhai oleh Allah adalah melakukan maksiat dan beberapa kesalahan lainnya. Maksiat dalam pembahasan ini adalah setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam, baik dengan cara meninggalkan kewajiban, atau dengan mengerjakan setiap larangan. Atau, bisa juga diartikan setiap pekerjaan yang mampu menghalangi kedekatan seorang hamba dengan Allah swt. Melakukan maksiat atau melanggar syariat Islam tentu memberikan dampak yang sangat buruk bagi umat manusia, dampak itu, misalnya seperti lupa pada kebenaran dan kesalahan. Ia tidak bisa membedakan keduanya. Bahkan ia cenderung lebih dominan melakukan kesalahan. Pernyataan tegas ini sebagaimana disampaikan oleh Syekh Muhammad Muflih Syamsuddin al-Muqdisi wafat 763 H, dalam salah satu kitabnya ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏูŽ ุฅุฐูŽุง ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ู†ููƒูุชูŽ ูููŠ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ุซูู…ู‘ูŽ ุฅุฐูŽุง ุฃูŽุฐู’ู†ูŽุจูŽ ู†ููƒูุชูŽ ูููŠ ู‚ูŽู„ู’ุจูู‡ู ู†ููƒู’ุชูŽุฉูŒ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุจู’ู‚ูŽู‰ ุฃูŽุณู’ูˆูŽุฏูŽ ู…ูุฑู’ุจูŽุฏู‘ู‹ุง ู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ุฑููู ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูู†ู’ูƒูุฑู ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู‹ุง. Artinya, โ€œSungguh apabila seorang hamba melakukan dosa, maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, kemudian jika melakukan dosa kembali maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, sampai hatinya tersisa menjadi hati hitam selamanya, ia tidak akan mengetahui kebenaran, ia juga tidak akan ingkar pada kemungkaran.โ€ Syamsuddin al-Muqdisi, al-Adabusy Syarโ€™iyah, [Darul Alam 1999], juz I, halaman 188. Al-Arif billah Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim, atau yang lebih dkenal dengan sebutan Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari memberikan penjelasan lebih detail tentang penjelasan di atas. Menurutnya, titik hitam yang Allah tulis dalam hati ketika melakukan dosa bagai pakaian putih yang terkena kotoran hitam. Badan seseorang laksana pakaian putih, sedang kotoran hitam bagai titik hitam tersebut. Jika saat itu langsung dibersihkan dan dicuci, maka dengan gampang kotoran itu dapat dihilangkan. Namun jika ditahan, bahkan tidak pernah mencucinya, maka bukan tidak mungkin baju yang awalnya putih menjadi hitam dan tidak seorang pun yang senang memakainya. Begitu juga dengan manusia, ketika ia melakukan dosa, kemudian membersihkan dosanya dengan bertobat kepada Allah, maka titik hitam dalam hatinya akan dihapus. Namun jika ditahan sampai satu bulan, satu tahun, atau bahkan selamanya, bukan tidak mungkin hatinya akan menjadi hati hitam. Dampaknya akan lupa pada kebenaran, dan semua kehidupannya serba maksiat dan kesalahan. Ibnu Athaillah, Tajul Arus al-Hawi li Tahdzibin Nufus, [Bairut, Darul Kutubil Ilmiah, Lebanon 2015], halaman 31. Dampak dosa yang didapatkan sebab maksiat memang sangat buruk. Bahkan semua yang mereka lakukan adalah tindakan yang menutupi hati mereka. Rohani yang suci sudah dikalahkan oleh nafsu yang buta akan kebenaran. Dalam keadaan seperti ini, dalam Al-Qurโ€™an Allah menegaskan ูƒูŽู„ุง ุจูŽู„ู’ ุฑูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽูƒู’ุณูุจููˆู†ูŽ. ูƒูŽู„ุง ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ู„ูŽู…ูŽุญู’ุฌููˆุจููˆู†ูŽ. ุซูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ู„ูŽุตูŽุงู„ููˆ ุงู„ู’ุฌูŽุญููŠู…ู Artinya, โ€œSekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka 14. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari melihat Tuhannya 15. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.โ€ QS Al-Mutaffifin 14-16. Syekh Abdul Hamid wafat 1417 H dalam salah satu tafsirnya mengatakan bahwa banyaknya dosa yang dilakukan seorang hamba, tidak hanya berpengaruh pada dirinya dalam hal ibadah, lebih dari itu juga berpengaruh pada potensinya di masa yang akan datang. Menurutnya, ayat 14 pada surat Al-Mutaffifin di atas menjelaskan tentang dosa yang dilakukan secara terus-menerus, ia tidak memberikan jeda sedikit pun dengan melakukan tobat. Akibatnya, kebiasaan buruk itu akan tertanam dalam hatinya, melekat dalam jiwanya, dan akan menjadi watak, sehingga ia akan terhalang dari manisnya ketaatan.โ€ Abdul Hamid, ar-Rihabut Tafsir, [Darul Qahirah, Mesir 2010], juz VII, halaman 231. Jika ditelusuri lebih dalam, penyebab timbulnya dosa dari melakukan maksiat adalah tergantung bagaimana umat Islam menjaga hatinya. Jika hatinya terlepas dari berbagai penyakit tercela mazmumah dan penyebab kerusakan hati lainnya, tentu akan sangat berat baginya untuk bisa diajak melakukan maksiat dan ringan melakukan ketaatan. Akan tetapi, jika dalam hatinya ada yang bermasalah, maka bukan tidak mungkin, bahkan rusaknya hati menjadi penyebab paling urgen dalam melakukan dosa. Lantas apa saja penyebab rusaknya hati? Sayyid Ahmad Bilal al-Bustani ar-Rifaโ€™i al-Husaini merekam perkataan Imam Hasan Basri perihal beberapa penyebab rusaknya hati. Dalam kitabnya disebutkan ุงูู†ู‘ูŽ ููŽุณูŽุงุฏูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽู„ู’ุจู ู…ูู†ู’ ุณูุชู‘ูŽุฉู ุฃูŽุดู’ูŠูŽุงุกูŽ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูู‡ูŽุง ูŠูุฐู’ู†ูุจููˆู’ู†ูŽ ุจูุฑูŽุฌูŽุงุกู ุงู„ุชู‘ูŽูˆู’ุจูŽุฉูุŒ ูˆูŽูŠูŽุชูŽุนูŽู„ู‘ูŽู…ููˆู’ู†ูŽ ุงู„ุนูู„ู’ู…ูŽ ูˆูŽู„ูŽุงูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุงูุฐูŽุง ุนูŽู…ูู„ููˆุง ู„ูŽุงูŠูุฎู’ู„ูุตููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽูŠูŽุฃู’ูƒูู„ููˆู’ู†ูŽ ุฑูุฒู’ู‚ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽู„ูŽุงูŠูŽุดู’ูƒูุฑููˆู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุฑู’ุถูŽูˆู’ู†ูŽ ุจูู‚ูุณู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆูŽูŠูŽุฏู’ููŽู†ููˆู’ู†ูŽ ู…ูŽูˆู’ุชูŽุงู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ุชูŽุจูุฑููˆู’ู†ูŽ Artinya, โ€œSungguh rusaknya hati disebabkan enam hal, 1 terus menerus melakukan dosa dengan harapan tobat; 2 belajar ilmu dan tidak mengamalkannya; 3 jika beramal tidak ikhlas; 4 memakan rizki Allah dan tidak bersyukur; 5 tidak ridha dengan pembagian Allah; dan 6 mengubur orang mati dari mereka, namun tidak mengambil pelajaran.โ€ Ahmad Bilal al-Bustani, Farhatun Nufus, [Bairut, Darul Kutubil Ilmiah, Lebanon 2015], halaman 43. Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari menjelaskan lebih detail perihal dampak-dampak dari dosa yang dilakukan seorang hamba, dan bisa disimpulkan menjadi dua bagian; 1 dampak secara nyata dhahir. Misalnya, merusak kesepakatan dengan Allah swt. Artinya, dengan melakukan dosa, seorang hamba sudah menerjang janji yang sudah Allah berikan kepadanya, seperti mengerjakan semua kewajiban-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Dampak yang lain seperti akan semakin berani untuk menampakkan pekerjaan-pekerjaan yang diridhai oleh Allah, malas dalam beribadah, hilangnya cahaya hidayah darinya; dan 2 dampak secara batin. Misalnya, menjadikan hati keras, dengan tidak bisa menerima nasihat-nasihat baik, hilangnya rasa manis dari ketaatan, dan jiwanya dikuasai oleh nafsu-nafsu setan, serta akan lupa pada akhirat dengan segala akuntasi yang akan ia hadapi kelak. Menurut Ibnu Athaillah, semua ini akan terjadi pada diri orang-orang yang melakukan maksiat. Seharusnya, tanpa adanya dampak-dampak yang telah disebutkan sekali pun, bahkan hanya sekadar berganti nama, misalnya dari predikat orang yang taat menjadi orang yang hianat, sudah sangat cukup untuk memberikan kesadaran bahwa dosa memang sangat buruk pada diri manusia. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Ibnu Athaillah ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูููŠ ุงู„ู…ูŽุนู’ุตููŠูŽุฉู ุงูู„ู‘ูŽุง ุชูŽุจูŽุฏู‘ูู„ู ุงู„ู’ุงูุณู’ู…ู ู„ูŽูƒูŽุงู†ูŽ ูƒูŽุงูููŠู‹ุงุŒ ููŽุงูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุงูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชูŽ ุทูŽุงุฆูุนู‹ุง ุชูุณูŽู…ู‘ูŽู‰ ุจูุงู„ู’ู…ูุญู’ุณูู†ู ุงู„ู…ูู‚ู’ุจูู„ูุŒ ูˆูŽุงูุฐูŽุง ูƒูู†ู’ุชูŽ ุนูŽุงุตููŠู‹ุง ุงูู†ู’ุชูŽู‚ูŽู„ูŽ ุงุณู’ู…ููƒูŽ ุงูู„ูŽู‰ ุงู„ู…ูุณููŠู’ุฆู ุงู„ู…ูุนู’ุฑูุถู Artinya, โ€œJika seandainya dalam maksiat tidak ada dampak selain perubahan nama, maka hal itu sudah sangat cukup; maka sesungguhnya, jika engkau adalah orang yang taat, dan dinamai orang baik yang menghadap Allah, dan jika engkau bermaksiat, maka namamu berubah menjadi orang jelek yang berpaling.โ€ Ibnu Athaillah, Tajul Arus al-Hawi li Tahdzibin Nufus, 2015, halaman 44. Jika dengan perubahan nama saja seharusnya memberikan kesadaran bahwa dosa memang sangat buruk bagi diri manusia, lantas bagaimana jika perubahan itu sampai merubah kenyamaan rasa taat menjadi kenyamanan maksiat dan kenyamanan bermunajat berganti menjadi budak syahwat? Ini masih dalam persoalan dampak, lain lagi jika sampai berdampak pada sikap. Jika sikap awalnya adalah orang yang baik muhsin berbalik menjadi orang yang jelek musiโ€™. Dan semoga oleh Allah selalu dijauhi, jika dengan melakukan dosa bisa berdampak pada hilangnya derajat mulia di sisi Allah menjadi orang yang sangat hina? Oleh karenanya, sebagai umat Islam harus selalu memohon pertolongan kepada Allah, agar dijauhi dari berbagai penyakit-penyakit hati yang bisa menggerogoti keimanan yang telah tertanam dalam hati, juga memohon agar kenyamanan taat tidak hilang dan diganti menjadi kenyamanan maksiat. Derajat yang sudah diraih di sisi Allah tidak sampai diturunkan, minimal jika tidak bisa berupaya untuk semakin meninggikan derajat di sisi-Nya dengan selalu menambah ketaatan, tidak turun dengan adanya kemaksiatan. Artinya, sebisa mungkin maksiat tidak dilakukan, karena bisa menjadi penyebab hilangnya derajat mulia yang telah diraih di sisi Allah. Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam, Durjan, Kokop, Bangkalan, Jawa Timur.

hadits tentang manusia tempatnya salah dan dosa